https://ejournal.sttcirebon.ac.id/index.php/jtss/issue/feedJurnal Rekayasa | Teknik Sipil STTC2025-06-07T10:58:54+07:00Ronny Dtekniksipil@sttcirebon.ac.idOpen Journal Systems<p><strong>Jurnal Rekayasa | Teknik Sipil</strong> <strong>STTC</strong> diterbitkan oleh Program Studi Teknik Sipil Sekolah Tinggi Teknologi Cirebon , merupakan jurnal multidisiplin, akses terbuka, peer-review yang berkaitan dengan semua aspek teknik sipil. terbuka untuk semua dosen dan mahasiswa jurusan teknik sipil.</p> <p>Jurnal Rekayasa | Teknik Sipil STTC menyambut baik kontribusi yang mempromosikan pertukaran ide dan wacana rasional antara pendidik, praktiksi dan peneliti teknik sipil</p> <p>Jurnal ini didedikasikan untuk memajukan batas pengetahuan dan teknologi dengan mendorong penelitian lintas disiplin dan aplikasi inovatif dalam proyek-proyek rekayasa teknik sipil</p>https://ejournal.sttcirebon.ac.id/index.php/jtss/article/view/267ANALISIS KINERJA SALURAN INDUK MANEUNGTEUNG KEPALA DAERAH IRIGASI CIKEUSIK KABUPATEN CIREBON 2025-06-05T14:45:27+07:00Suyatnoyatnocerbon@gmail.comSonie Apriyantosonieapriyanto@gmail.com<p>Sistem jaringan irigasi Cikeusik pada saluran induk Cikeusik mengalami penurunan kemampuan kapasitas suplai air akibat kerusakan pada sarana dan prasarana bangunan akibat umur bangunan, kurangnya pemeliharaan bangunan sebagai akumulasi kegiatan O&P yang tertunda karena keterbatasan dana O&P, perubahan fungsi areal irigasi dan sekitarnya. Tingginya sedimentasi yang masuk kesaluran induk dan juga dari daerah bagian kiri saluran yang masuk melalui drain inlet yang masuk ke saluran induk, menyebabkan kapasitas alir saluran induk berubah sangat besar. Disamping itu, saluran induk dan sekunder melintasi daerah pemukiman yang kesadaran penduduk akan kebersihan sangat kurang, begitu banyak sampah masyarakat dibuang ke saluran irigasi. Tujuan dari penelitian ini untuk melakukan penilaian tentang kinerja sistem irigasi saluran induk Maneungteung Kepala Daerah irigasi Cikeusik Kabupaten Cirebon yang berguna untuk menyusun program tindak lanjut seperti perbaikan, rehabilitasi, dan pemeliharan jaringan irigasi. Metode penelitian dilakukan dengan cara observasi langsung ke lapangan dengan melakukan penelusuran jaringan irigasi daerah irigasi Cikeusik, dan analisis data sekunder. Penelusuran jaringan irigasi ini dilakukan untuk mendapatkan data kondisi prasarana fisik. Metode wawancara dan analisis data sekunder digunakan untuk mendapatkan data produktivitas tanam, sarana penunjang, organisasi personalia, dokumentasi dan P3A. Perhitungan penilaian kinerja sistem irigasi Cikeusik meliputi 6 (enam) aspek indikator yaitu kondisi prasarana fisik, produktivitas tanam, sarana penunjang, organisasi personalia, dokumentasi dan Perkumpulan Petani Pemakai Air (P3A). Hasil yang diperoleh menunjukkan kinerja sistem irigasi utama daerah irigasi Cikeusik ialah kurang dan perlu perhatian (66,57%).</p>2025-04-15T00:00:00+07:00Hak Cipta (c) 2025 Jurnal Rekayasa | Teknik Sipil STTChttps://ejournal.sttcirebon.ac.id/index.php/jtss/article/view/269EVALUASI KONSTRUKSI JALAN REL BAGIAN ATAS PETAK JALAN DARI STASIUN CIREBON SAMPAI DENGAN STASIUN CANGKRING2025-06-05T14:59:42+07:00Dedi Sunendisunendidedi@gmail.comDedi Hermawandedi2268@yahoo.com<p>Petak jalan Stasiun Cirebon sampai dengan Stasiun Cangkring merupakan petak jalan yang paling padat untuk Wilayah Daop 3 Cirebon karena merupakan titik pertemuan kereta api jalur utara dan selatan. Lintas utara yaitu kereta api yang menuju atau dari Stasiun Semarang dan seterusnya, sedangkan lintas selatan adalah kereta api yang menuju atau dari Stasiun Purwokerto dan seterusnya. Perhitungan atau perencanaan dalam pembuatan dan pemeliharaan jalan rel sangat detail. Suatu contoh dalam pembuatan geometri jalan rel, dengan menggunakan perhitungan dan perencanaan yang matang penumpang kereta api tidak akan merasakan adanya lengkung tersebut. Umur konstruksi jalan rel yang tergolong tidak muda lagi karena merupakan peninggalan jaman belanda untuk jalur hulu, sedangkan untuk jalur hilir merupakan pengembangan jalan rel sesuai kebutuhan angkutan rel yang sekarang. Umur dan kepadatan perjalanan tersebut perlu dihitung dan dievaluasi kembali untuk memastikan kapasitas angkut pada lintas, beban gandar dan jenis rel yang digunakan sesuai dengan yang disyaratkan dalam Peraturan Menteri Perhubungan No. 60 tahun 2012 tentang Persyaratan Teknis Jalur Kereta Api. Atas dasar itu penyusun tertarik mengambil topik Tugas Akhir tentang “Evaluasi konstruksi Jalan Rel Bagian Atas Dari Stasiun Cirebon sampai dengan Stasiun Cangkring.”</p>2025-04-15T00:00:00+07:00Hak Cipta (c) 2025 Jurnal Rekayasa | Teknik Sipil STTChttps://ejournal.sttcirebon.ac.id/index.php/jtss/article/view/270EVALUASI MANAJEMEN KONSTRUKSI TERHADAP BIAYA DAN WAKTU PELAKSANAAN (STUDI KASUS PEMBANGUNAN GEDUNG ADMINISTRASI DAN GEDUNG SERBAGUNA RSUD ARJAWINANGUN KABUPATEN CIREBON)2025-06-05T15:07:42+07:00Gusti Artha Gumilanggustiarthagumilang17311056@gmail.comAsep Saefudinsersansatu1963@gmail.comNandang Susantonandang_susanto@yahoo.com<p>Proyek Pembangunan Gedung Administrasi dan Gedung Serbaguna RSUD Arjawinangun Kabupaten Cirebon mengalami perubahan desain struktur atas dari semula menggunakan beton bertulang menjadi struktur baja. Perubahan ini dilakukan oleh kontraktor pelaksana, PT. Sumber Mega Utama, dengan alasan untuk mengejar keterlambatan waktu akibat hambatan pada pekerjaan pondasi. Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan biaya dan waktu pelaksanaan antara penggunaan struktur beton bertulang dan struktur baja, serta mengevaluasi efektivitas perubahan tersebut. Metodologi yang digunakan meliputi survei lapangan, pengumpulan data primer dan sekunder, serta analisis perbandingan teknis dan ekonomis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa selisih waktu antara kedua jenis struktur hanya satu minggu, sementara selisih biaya mencapai Rp900.170.000,00. Hal ini menunjukkan bahwa perubahan struktur tidak sepenuhnya didasarkan pada efisiensi waktu, melainkan diduga sebagai strategi kontraktor untuk mengatasi potensi kerugian. Selain itu, ditemukan berbagai ketidaksesuaian dalam perencanaan proyek, minimnya pengujian material, serta penggunaan metode pelaksanaan yang kurang tepat, yang secara keseluruhan memengaruhi mutu dan efisiensi proyek. Penelitian ini menekankan pentingnya manajemen proyek yang menyeluruh dan pengambilan keputusan yang transparan guna menjamin tercapainya tujuan proyek secara optimal.</p>2025-04-15T00:00:00+07:00Hak Cipta (c) 2025 Jurnal Rekayasa | Teknik Sipil STTChttps://ejournal.sttcirebon.ac.id/index.php/jtss/article/view/271OPTIMALISASI KETERSEDIAAN AIR IRIGASI TERHADAP RENCANA POLA TANAM PADA DAERAH IRIGASI CIWARINGIN KABUPATEN MAJALENGKA2025-06-05T15:14:27+07:00Siti Nur Rohmahst.nur2705@gmail.comAdam Safitriadamgubed@yahoo.comArif Hanif Hidayatarifhanif.hdyt@gmail.com<p>Bendung Ciwaringin berada di Desa Lame Kecamatan Leuwimunding Kabupaten Majalengka.Luas Fungsional Daerah Irigasi Ciwaringin 3261 Ha, mencakup 3 (tiga) Kecamatan, Kecamatan Leuwimunding (11 desa) 813 Ha, Kecamatan Sumberjaya (13 desa) 1338 Ha, Kecamatan Ligung (3 desa) 1110 Ha. Bendung Ciwaringin dibangun pada tahun 1939 oleh pemerintah kolonial Belanda. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui ketersediaan air, kebutuhan air untuk irigasi dan optimalisasi pada Daerah Irigasi Ciwaringin terhadap rencana pola tanam. Berdasarkan hasil analisa dan pembahasan dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut Luas Areal Fungsional Daerah Irigasi Ciwaringin 3261 Ha. Debit tersedia tahun 2019-2020 yaitu 45.902,00 lt/det. Debit Kebutuhan untuk Tata Tanam sesuai Rencana tahun 2019-2020 yaitu 27.979,58 lt/det, Debit Kebutuhan untuk Tata Tanam sesuai Realisasi tahun 2019-2020 yaitu 49.006,60 lt/det . Ketersediaan air irigasi di Daerah Irigasi Ciwaringin belum mencukupi sesuai kebutuhan di karenakan tidak adanya mata air, karena mata airnya ada di daerah irigasi hulu di D.I kewenangan Provinsi Sub Unit Pelaksana Majalengka. Terjadinya kekurangan air (Defisit) pada Analisis Realisasi karena tidak sesuainya Tata Tanam di lapangan dengan Rencana Tata Tanam yang ditetapkan pada Daerah Irigasi Ciwaringin dan Kondisi Jaringan Irigasi yang terkadang mengalami kebocoran mengakibatkan debit hilang dan air yang sampai ke petak tersier tidak sesuai dengan kebutuhan. Kondisi Jaringan Irigasi Daerah Irigasi Ciwaringin 85 % berbentuk jaringan irigasi teknis, 15 % jaringan irigasi alam.</p>2025-04-15T00:00:00+07:00Hak Cipta (c) 2025 Jurnal Rekayasa | Teknik Sipil STTChttps://ejournal.sttcirebon.ac.id/index.php/jtss/article/view/272PERENCANAAN PEMASANGAN PIPA DISTRIBUSI HDPE Ø 300 MM CROSSING REL KERETA API DI JL. RA KARTINI KOTA CIREBON DENGAN METODE JACKING SYSTEM2025-06-05T15:19:35+07:00Yuriska Nur Larasatilarasatiyuriska06@gmail.comLia Amaliahlia_amaliah92@ymail.comApep Kusmarasurapepbm@gmail.com<p>Untuk meningkatkan kapasitas dan menjaga kontinuitas pelayanan air bersih, menertibkan jaringan perpipaan, serta meningkatkan tekanan dan supply air ke wilayah Pesisir dan sekitarnya, Perumda Air Minum Tirta Giri Nata Kota Cirebon perlu melakukan pemasangan pipa distribusi HDPE Ø 300 mm crossing rel kereta api di Jl. RA Kartini Kota Cirebon dengan metode jacking system sepanjang 48,70 m sesuai dengan hasil kajian optimalisasi jaringan distribusi Kota Cirebon tahun 2019 menggunakan program aplikasi EPANET. Metode pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian meliputi pengumpulan data primer yang dilakukan dengan teknik observasi di lapangan dan referensi diskusi dengan Bagian Perencanaan dan Pengawasan Teknik Perumda Air Minum Tirta Giri Nata Kota Cirebon serta pengumpulan data sekunder melalui studi pustaka. Hasil analisis distribusi beban di atas rel kereta api yang akan bekerja pada pipa beton yaitu beban merata pada lapisan tanah asal hanya σ2 = 9,61 N/cm<sup>2</sup> = 0,98 Kg/cm<sup>2</sup> dan beton K-500 memiliki kekuatan tekan beton sebesar 500 kg/cm<sup>2</sup> atau fc 41,50 mpa atau 4.900 N/cm<sup>2</sup> sehingga pipa beton K-500 Ø 450 mm crossing rel kereta api Jl. Kartini Kota Cirebon dapat menahan pembebanan yang bekerja pada pipa beton tersebut berupa beban mati/statis dan beban hidup/dinamis (beban vertikal) dan beban horizontal. Hasil analisis hidrolis pada jam puncak menunjukkan bahwa pemasangan pipa baru HDPE dengan ukuran Ø 300 mm di Jalan Kartini dari Crossing Rel Kereta Api Sampai Dengan Jl. Veteran Sisingamangaraja Sepanjang 873 meter meningkatkan sisa tekan di kawasan Wilayah Pusat Pelelangan Ikan Pesisir.</p>2025-04-15T00:00:00+07:00Hak Cipta (c) 2025 Jurnal Rekayasa | Teknik Sipil STTChttps://ejournal.sttcirebon.ac.id/index.php/jtss/article/view/273RENCANA PERBAIKAN RIGID PAVEMENT DI GERBANG TOL (GT) KANCI PT. JASA MARGA CABANG PALIMANAN-KANCI2025-06-05T15:25:16+07:00Angga Aradeaaradea.angga@yahoo.comEdi Rohadieedirohadi@yahoo.comDertawan Widagdobinasaranautama.001@gmail.com<p>Jalan memiliki peran penting sebagai penghubung antar daerah dan indikator mobilitas ekonomi suatu negara. Jalan tol hadir sebagai solusi untuk mengatasi kemacetan yang semakin meningkat, termasuk di Indonesia. Gerbang Tol Kanci PT. Jasa Marga Cabang Palimanan-Kanci merupakan salah satu titik penting dalam pelayanan transaksi tol yang saat ini mengalami kerusakan pada struktur perkerasannya. Penelitian ini bertujuan untuk: (1) Mengidentifikasi kondisi kerusakan existing struktur perkeraasan kaku <em>(rigid pavement)</em>di area gerbang Tol Kanci menggunakan metode analisa <em>Pavement Condition Index </em>(PCI) (2) Menganalisis kerusakan pada struktur perkerasan kaku <em>(rigid pavement)</em>. (3) Mengetahui jenis perbaikan serta tahapan dan cara penanganan kerusakan pada struktur perkeraasan kaku <em>(rigid pavement).</em> Hasil penelitian menunjukkan adanya berbagai jenis kerusakan struktur dan non-struktur seperti kerusakan rigid patah, retak memanjang, retak melintang dan non-struktur seperti tambalan (<em>patching</em>) dan retak <em>joint.</em> Berdasarkan penilaian kondisi jalan dengan menggunakan metoda PCI, tingkat kerusakan rata-rata masuk kedalam rentang <strong>49,33% </strong>dengan Kriteria <em>(Fair)</em>. Dari hasil perhitungan tebal perkerasan berdasarkan nilai LHR (Lalu lintas Harian Rat-rata) pada saat ini, tebal perkerasan <em>Rigid Pavement </em>yang di dapat adalah <strong>23 cm</strong>. Sedangkan tebal <em>Rigid Pavement </em>Existing di Lokasi Gerbang Tol (GT) Kanci PT. Jasa Marga Cabang Palimanan-Kanci adalah <strong>27 cm </strong>dengan tulangan double Wire Mesh. Maka penyebab kerusakan bukan dari kurangnya tebal perkerasan <em>Rigid Pavement </em>itu sendiri melainkan disebabkan oleh beberapa faktor antara lain karakteristik bahan penyusun perkerasan, perilaku terhadap perkerasan, iklim, tanah dasar, serta proses pada saat pengerjaan perkerasan. Metode perbaikan yang direkomendasikan mengacu pada pedoman Tata Cara Pemeliharaan Perkerasan Kaku <em>(rigid) </em>No. 10/T/BNKT/1991 dan Standar Pelayanan Minimum Jalan Tol antara lain, jenis penanganan rekonstruksi untuk kerusakan struktur yang cukup parah, penanganan <em>grouting</em> semen untuk tingkat kerusakan yang sedang, penanganan <em>sealant asphaltic plug</em> untuk kerusakan yang cukup rendah.</p>2025-04-15T00:00:00+07:00Hak Cipta (c) 2025 Jurnal Rekayasa | Teknik Sipil STTChttps://ejournal.sttcirebon.ac.id/index.php/jtss/article/view/274KINERJA LALU LINTAS JL. SILIWANGI S/D JL. VETERAN AKIBAT PENGARUH REVITALISASI TAMAN KOTA KUNINGAN2025-06-05T15:31:06+07:00Rizal Nurul Al’Fathrizalalfath32@gmail.comAdil Prayitnoadilprayitno@yahoo.co.id<p>Taman Kota Kuningan yang terletak di Kabupaten Kuningan tepatnya di Jl. Siliwangi s/d Jl. Veteran. Sering terjadi Perubahan Jalur yang terjadi disepanjang jalan sekitar Taman Kota Kuningan, Penyebab terjadinya Perubahan Jalur yang terjadi disepanjang jalan sekitar Taman Kota Kuningan adalah aktifitas warga yang sangat tinggi dan juga tidak tertatanya dengan baik guna lahan di sekitar Taman Kota Kuningan Kabupaten Kuningan. Pada penelitian ini, pengambilan data di peroleh dengan melakukan survey selama 7 hari di 3 lokasi berbeda sekitar Terminal Taman Kota Kuningan seperti survey volume lalu lintas, kecepatan lalu lintas, dan data geometri jalan. Selain itu Dari hasil penelitian diperoleh volume kendaraan yang tercatat untuk lokasi pertama adalah yang terpadat, kelas hambatan samping pada lokasi pertama adalah Sedang, lalu untuk kedua dan ketiga adalah rendah, derajat kejenuhan pada lokasi pertama lebih tinggi di bandingkan lokasi kedua dan ketiga, perhitungan kecepatan rata-rata kendaraan untuk lokasi pertama yaitu 20 km/jam dan lokasi kedua, ketiga adalah 21 km/jam.Analisa kepadatan untuk lokasi pertama kepadatan kendaraan 117,12 km/jamdan pada lokasi kedua 40,34 km/jam, dan pada lokasi ketiga adalah 66,68 km/jam. segi tingkat pelayanan lokasi pertama pengamatan tergolong dalam kategori F yang artinya arus sangat padat, tetapi kecepatan operasi mulai dibatasi oleh kondisi lalu lintas. Dan pada Lokasi kedua dan ketiga tergolong ke dalam kategori C yang artinya arus stabil.</p>2025-04-15T00:00:00+07:00Hak Cipta (c) 2025 Jurnal Rekayasa | Teknik Sipil STTChttps://ejournal.sttcirebon.ac.id/index.php/jtss/article/view/275ANALISIS TINGKAT KEHILANGAN AIR DI DISTRIK METER AREA (DMA) PERUM BUMI KEPONGPONGAN INDAH KABUPATEN CIREBON2025-06-07T10:17:12+07:00Mahmud Yunusmahmudyunus2104@gmail.comLia Amaliahlia_amaliah92@ymail.comElgri Yugawati Wisesaelgri.wisesa@gmail.com<p>Berdasarkan perhitungan Non-Revenue Water/Air Tidak Berekening (NRW/ATR), diketahui nilai NRW (Non- Revenue Water/Air Tidak Berekening) di Distrik Meter Area (DMA) Perum Bumi Kepongpongan Indah Kabupaten Cirebon dengan jumlah pelanggan 204 SR, pada bulan Februari 2020 relatif tinggi, yaitu sebesar 50,92 %. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui tingkat kehilangan air dengan mencari penyebab yang timbul akibat kebocoran air, mengetahui letak kehilangan air baik secara fisik maupun non fisik, dan mengetahui cara pengendalian kehilangan air Non-Revenue Water (NRW). Metodologi yang digunakan yaitu dengan mengumpulkan data sekunder dan data primer. Hasil dari pengendalian dan penurunan NRW/ATR yaitu dapat menurunkan nilai NRW/ATR dari 50,92 % pada bulan Juni 2020 turun menjadi 46% berdasarkan (WB 0) dan pada bulan Agustus 2020 turun menjadi 25% berdasarkan hasil pembacaan serentak (WB 1). Tekanan juga perlu diperhatikan, karena dengan tekanan yang terlalu tinggi juga dapat meningkatkan kehilangan air. Sehingga dilakukan pemasangan Pressure Reducing Valve (PRV) yang dapat mengurangi tekanan berlebih, dari pemasangan PRV mengurangi angka kehilangan air dari 25% pada bulan Agustus 2020 menjadi 20% pada bulan Februari 2021.</p>2025-04-15T00:00:00+07:00Hak Cipta (c) 2025 Jurnal Rekayasa | Teknik Sipil STTChttps://ejournal.sttcirebon.ac.id/index.php/jtss/article/view/276ANALISIS KEBUTUHAN RUANG PARKIR PASAR CILIMUS KABUPATEN KUNINGAN2025-06-07T10:30:49+07:00Ineu Aisyahineuaisyah16@gmail.comAdil Prayitnoadilprayitno@yahoo.co.id<p>Kota Kuningan merupakan kawasan penduduk dengan jumlah yang cukup padat. Oleh karena itu, Kota Kuningan memerlukan pusat perbelanjaan untuk memenuhi permintaan pada pusat perdagangan. Satu diantaranya yaitu pasar Cilimus. Pasar Cilimus terletak di Desa Cilimus yang mudah dijangkau dari berbagai desa se-kecamatan Cilimus, Pancalang, dan Mandirancan. Dengan bertambahnya pengunjung menyebabkan naiknya kapasitas ruang parkir. Hal ini menjadi dasar permasalahan dalam penelitian ini. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana kapasitas ruang parkir <em>off street</em> pasar Cilimus dalam memenuhi permintaan ruang parkir yang ada. Dengan menggunakan metode untuk menganalisis hasil penelitian ini memakai metode Satuan Ruang Parkir dari Dirjen Perhubungan Darat 1996 dan analisis Karakteristik Hoobs 1995. Untuk mengetahui nilai satuan ruang parkir dari data yang didapat hasil survei dimasukkan kedalam tabel, diolah dan dicatat jumlah kendaraan yang masuk dan keluar sehingga diperoleh jumlah kendaraan masuk dan keluar, serta lamanya kendaraan parkir. Ruang parkir Pasar Cilimus saat ini seluas 8120 m<sup>2</sup>, dengan kapasitas statis 254 SRP. Kapasitas dinamis yang terjadi bisa mencapai 1575 kendaraan pada hari puncak. Didapat dari hasil perhitungan dan hasil survei lapangan, kapasitas dinamis yang dimiliki saat ini sebesar 1575 kendaraan masih dapat memenuhi permintaan ruang parkir yang ada. Tetapi untuk sirkulasi yang terjadi didalam ruang parkir masih memerlukan perbaikan. Oleh karena itu, diberlakukannya perubahan pada konfigurasi saat masuk dan keluar kendaraan.</p>2025-04-15T00:00:00+07:00Hak Cipta (c) 2025 Jurnal Rekayasa | Teknik Sipil STTChttps://ejournal.sttcirebon.ac.id/index.php/jtss/article/view/277EVALUASI TRAYEK ANGKUTAN UMUM RUTE SADAMANTRA-KUNINGAN KOTA KABUPATEN KUNINGAN2025-06-07T10:36:33+07:00Nila Juwita Rahmawatinilajuwitar98@gmail.comDedi Hermawandedi2268@yahoo.com<p>Angkutan Umum adalah kendaraan yang di sediakan untuk umum yang berfungsi mengangkut barang atau orang dari satu tempat ke tempat lain dengan cara membayar tarif yang sudah di tentukan. Angkutan umum mempunyai Trayek atau lintasan kendaraan umum untuk pelayanan jasa angkutan orang yang mempunyai asal dan tujuan perjalanan tetap, lintasan tetap dan jadwal tetap maupun tidak berjadwal. Penelitian ini dilakukan di Kabupaten Kuningan,yang memiliki 6 (Enam) macam Angkutan umum menuju Kota Kuningan. Salah satunya yaitu angkutan umum 04 berwarna kuning dengan Rute Sadamantra-Kuningan Kota. Panjang lintasan keseluruhan trayek ini adalah 20,1 km (Sadamantra–Sadamantra), namun penelitian difokuskan pada lintasan sepanjang 10,7 km dari Sadamantra ke Kuningan Kota. Trayek Sadamantra-Kuningan Kota memiliki jumlah angkutan yang beroperasi sebanyak 71 unit yang beroperasi selama 12 Jam waktu pelayanan. Penelitian ini menganalisis kinerja angkutan umum berdasarkan empat inikator: Load Factor yaitu Jumlah naik turun nya penumpang yang di nyatakan dengan persentase, Kecepatan yaitu laju perjalanan yang dinyatakan oleh kilometer, Headway yaitu interval waktu kendaraan yang melewati satu titik dan Wilayah dengan jumlah penumpang yang relative tinggi dan relative rendah. Survey yang dilakukan selama 7 (tujuh) hari, 5 (lima) hari kerja dan 2 (Dua) hari libur. Dengan pengamatan pada jam sibuk (08.00-09.00 WIB) dan jam non-sibuk (16.00-17.00 WIB). Hasil analisis menunjukkan bahwa pada tahun 2021, load factor pada jam sibuk 25%, load factor pada jam tidak sibuk 20%, kecepatan rata-rata pada jam sibuk 21.97 km/jam, kecepatan rata-rata pada jam Non sibuk 20.14 km/jam, headway Pada jam sibuk 1.40 menit sedangkan headway Pada jam sibuk 1.92 menit. Wilayah dengan jumlah penumpang yang relave tinggi yaitu Sadamantra dan relative rendah yaitu Ciloa.</p>2025-04-15T00:00:00+07:00Hak Cipta (c) 2025 Jurnal Rekayasa | Teknik Sipil STTChttps://ejournal.sttcirebon.ac.id/index.php/jtss/article/view/278EVALUASI KELAIKAN PEMASANGAN KARET BERPELINDUNG BAJA PADA BENDUNG KARET JAMBLANG KABUPATEN CIREBON2025-06-07T10:41:53+07:00Adis Ramdhanizodiacpicture@gmail.comSonie Apriyantosonieapriyanto@gmail.com<p>Bendung Karet Jamblang merupakan bangunan penampung air baku di Sungai Jamblang, Desa Sambeng, Kecamatan Gunung Jati, Kabupaten Cirebon. Bendung ini bertipe suplai air dengan panjang 40 meter dan tinggi efektif 2,75 meter, berkapasitas tampung ±600.000 m³, dan difungsikan untuk memenuhi kebutuhan air baku rumah tangga, irigasi, serta pasokan air bersih oleh PDAM Tirta Jati. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi kelaikan bendung karet berpelindung baja yang digunakan pada Bendung Jamblang. Metode yang digunakan adalah pendekatan kuantitatif dengan teknik observasi lapangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara teknis, karet berpelindung baja pada bendung ini layak digunakan. Tekanan hidrostatis maksimum, beban angin, gaya akibat berat sendiri, serta tekanan kerja bladder berada dalam batas aman. Ketebalan panel pintu baja (16 cm) juga dinyatakan memenuhi syarat keamanan struktural. Sistem kontrol menggunakan kombinasi APC (<em>Air Pneumatic Control</em>) dan PLC (<em>Programmable Logic Control</em>), dengan proses pengembangan dan pengempisan karet berlangsung antara 15 menit hingga 1 jam tergantung metode. Pengempisan rutin dilakukan tiap dua minggu guna mencegah sedimentasi dan pertumbuhan organisme.</p>2025-04-15T00:00:00+07:00Hak Cipta (c) 2025 Jurnal Rekayasa | Teknik Sipil STTChttps://ejournal.sttcirebon.ac.id/index.php/jtss/article/view/279ANALISIS DEBIT BENDUNG CISADAP UNTUK KEBUTUHAN AIR IRIGASI D.I BABAKAN KECAMATAN KETANGGUNGAN KABUPATEN BREBES2025-06-07T10:46:18+07:00Wahyudiyudi551official@gmail.comSonie Apriyantosonieapriyanto@gmail.com<p>Bendung Cisadap terletak pada Sungai Babakan yaitu pada Daerah Aliran Sungai (DAS) Babakan. Bendung Cisadap memiliki luas lahan irigasi yang harus diairi seluas 2035 ha. Bendung Cisadap di Kecamatan Ketanggungan mengering pada saat musim kemarau padahal air dari saluran irigasi Bendungan digunakan untuk kebutuhan sehari-hari, dari mencuci, mandi dan minum warga. Tak menentunya pasokan air, membuat petani tidak bisa mengolah areal pertanian. Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan keseimbangan air (neraca air) pada daerah irigasi Babakan Kecamatan Ketanggungan Kabupaten Brebes dengan menggunakan metode perhitungan debit andalan Q80 dan metode perhitungan kebutuhan air irigasi. Hasil penelitian dengan menggunakan data Debit Bendung Cisadap menghasilkan rata-rata debit andalan Q80 dalam satu tahun sebesar 2,913 m<sup>3</sup>/dtk. Dan besar rata – rata tingkat kebutuhan air pada daerah irigasi Babakan dalam satu tahun 1,192 m<sup>3</sup>/dtk. Hasil analisis neraca air diperoleh kelebihan air (surplus) terjadi pada periode yang dapat memenuhi kebutuhan air pada Daerah Irigasi Babakan yaitu periode Desember I dan II, Januari I dan II, Februari I dan II, Maret I dan II, April I dan II, Mei I dan II, Juli II, November I dan II. Kekurangan air (defisit) terjadi pada bulan Juni I dan II, Juli I Agustus I dan II, September I dan II, dan Oktober I dan II. Untuk mengatasi defisit air yang terjadi pada bulan tertentu perlu bagi instansi untuk membuat tampungan air lainnya seperti embung dan sebagainya, serta kelebihan air pada bulan tertentu kiranya dapat dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan air yang lain.</p>2025-04-15T00:00:00+07:00Hak Cipta (c) 2025 Jurnal Rekayasa | Teknik Sipil STTChttps://ejournal.sttcirebon.ac.id/index.php/jtss/article/view/280KEBUTUHAN PERALATAN MEKANIS DI TEMPAT PEMROSESAN AKHIR SAMPAH (TPAS) GUNUNG SANTRI DI KABUPATEN CIREBON2025-06-07T10:58:54+07:00Imam Saofiimamsaofi@gmail.comNono Carsonononocrs74@gmail.comDennis Bintang Nugrohodennisbintangnugroho@gmail.com<p>Bertambahnya jumlah penduduk di Kabupaten Cirebon setiap tahunnya, menjadikan sampah menjadi masalah yang harus diperhatikan serta diimbangi pula dengan penanganan sistem pengelolaan sampah yang baik dan benar, sebegaimana yang tercantum di dalam Undang-Undang No. 18 Tahun 2008 serta Permen PU No. 03/PRT /M/2013. dalam rangka mewujudkan penyelenggaraan sistem pengelolaan sampah rumah tangga dan sampah sejenis sampah rumah tangga yang sesuai. Penelitian ini bermaksud untuk mengetahui kebutuhan peralatan mekanis yang beroperasi di Tempat Pemrosesan Akhir Gunung Santri Kabupaten Cirebon saat ini dan 10 tahun mendatang sesuai dengan kapasitas volume sampah yang masuk ke Tempat Pemrosesan Akhir (TPA). Data yang digunakan dalam penelitian kali ini menggunakan data primer dan data sekunder. Data primer yang digunakan bersumber pada data volume sampah yang diambil langsung dari lokasi penelitian. Sementara data sekunder diperoleh dari dinas Lingkungan Hidup seperti Masterplan Tempat Pemrosesan Akhir Sampah (TPAS) Gunung Santri dan metode Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif deskriptif. Pada tahun 2020 berdasarkan jumlah volume sampah yang masuk ke Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Gunung Santri adalah ± 3514,16M<sup>3 </sup>dengan rata-rata perharinya ± 292,478 M<sup>3 </sup>. Di Tempat Pemrosesan Akhir Sampah (TPAS) Gunung Santri Kabupaten Cirebon memiliki 2 unit alat berat Produksi yaitu <em>Buldozer</em> 1 unit dan <em>excavator</em> 2 unit yang tersedia saat ini masih mampu untuk mengelola volume rata – rata sampah yang masuk ke Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Gunung Santri setiap harinya. Total kapasitas produksi dari alat berat (<em>Buldozer</em>) masih lebih besar dibanding rata-rata volume sampah yang masuk dan dibuang ke Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) setiap harinya. Analisa kebutuhan peralatan mekanis di Tempat Pemrosesan Akhir Gunung Santri pada tahun 2030 adalah 2 unit <em>excavator</em> dan 2 unit <em>bulldozer </em>dengan waktu kerja actual masing masing alat Excavator 3 jam Bulldozer 4 jam kerja per harinya, dengan proyeksi sampah yang masuk dan dibuang ke Tempat Pemrosesan Akhir sebesar ± 763.332 m<sup>3 </sup>/ hari. Kinerja alat berat sendiri di lihat dari waktu aktual operasional di lapangan tidak maksimal karena alat berat <em>bulldozer</em> dan <em>excavator</em> hanya beroperasi 4 jam kerja /hari. Sedangkan menurut peraturan SNI kedua alat berat tersebut harus 8 jam kerja /hari.</p>2025-04-15T00:00:00+07:00Hak Cipta (c) 2025 Jurnal Rekayasa | Teknik Sipil STTC